Kepergian Nanang begitu mendadak. Sebab pada malam itu, dia dan Jokowi masih sempat bertemu dan bersama-sama mengikuti tarawih di lingkungan pesantren dan lembaga pendidikan formal Al-Mas'oem di Jalan Raya Rancaekek, Kabupaten Bandung.
Nanang bahkan sempat diminta menyampaikan sedikit pidato. Saat itulah, setelah mengucapkan salam dua jari, tiba-tiba Nanang menepi ke pinggir podium kemudian ambruk di pangkuan Jokowi dan di hadapan ribuan jamaah ponpes.
"Setelah mengucapkan Assalamualaikum dan mengacungkan dua jari Bapak jatuh kepangkuan Jokowi ," kata Direktur Pendidikan Tinggi Al- Ma'soem Asep Sujana kepada merdeka.com.
Di pangkuan Jokowi , Nanang yang memiliki riwayat penyakit jantung masih pingsan. Namun, ajal menjemputnya dalam perjalanan menuju Rumah Sakit (RS) Al - Islam Bandung.
Tepat pukul 21.40 WIB dia mengembuskan napas terakhir. Nanang meninggalkan satu istri dan lima anak.
Kenangan yang tersisa dari seorang Nanang adalah sifatnya yang dermawan. Dia tidak pandang bulu memberi uluran tangan.
"Beliau ini adalah seorang guru sekaligus orang tua. Ucapan beliau patut dicontoh dan diteladani," kenang Asep.
Tak hanya bagi keluarga Al Ma'soem, sosok Nanang juga punya kesan tersendiri di mata Jokowi . Menurutnya, Nanang adalah toko besar di Jawa Barat yang juga tokoh pendidikan dan sosok muslim yang baik.
"Sehingga beliau patut menjadi teladan kita semua karena orangnya yang sukses dan dermawan," kata Jokowi usai menghadiri pemakaman Nanang.
0 Response to " Cerita kiai meninggal di pangkuan Jokowi"
Posting Komentar